Logo

Desa Towale

Kabupaten Donggala

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

1000 Kisah Tenun Donggala di Desa Towale

1000 Kisah Tenun Donggala di Desa Towale

Invalid Date

Ditulis oleh Administrator

Dilihat 0 kali

1000 Kisah Tenun Donggala di Desa Towale

Di setiap simpul benang, mengalir kisah yang tak kasat mata: tentang tangan-tangan sabar yang merajut budaya dan tentang perempuan yang mewariskan harapan dalam helai demi helai kain. Di Desa Towale, Tenun Donggala tak hanya diproduksi, tapi dirawat sebagai warisan hidup, dijaga dengan cinta, dan dihidupi sebagai tradisi.

Sejak ditetapkan sebagai Desa Wisata Tenun oleh Bank Indonesia pada tahun 2020, Desa Towale yang terletak di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, terus aktif memproduksi kain Tenun Donggala dan memasarkannya ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Selain gelar Desa Wisata Tenun, pemerintah dan Bank Indonesia turut memberi dukungan dengan membangun Galeri Tenun di sebelah Kantor Desa Towale, lima unit Sou Pontanu atau pondok pembuatan tenun berukuran 3 x 4 meter, hingga beberapa unit ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).


Di Desa Towale, kain Tenun Donggala diciptakan menggunakan 2 alat/metode, yaitu ATBM dan gedokan tradisional. ATBM memungkinkan proses produksi yang lebih praktis dan cepat, cocok untuk memenuhi kebutuhan dalam jumlah besar. Namun, dari segi kerapatan dan kehalusan, gedokan masih unggul karena setiap helai benang benar-benar dianyam secara manual, satu per satu, oleh tangan-tangan terampil penenun. Kain hasil gedokan pun memiliki tekstur yang lebih padat dan bernilai seni tinggi. 

Tak hanya memperkuat identitas budaya, aktivitas menenun juga menjadi penggerak ekonomi lokal. Menenun telah menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar ibu-ibu Desa Towale. Keterampilan ini diwariskan secara turun-temurun dan telah diajarkan sejak mereka masih di usia sekolah dasar. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 239 masyarakat Desa Towale merupakan penenun aktif dengan demografi mayoritas adalah perempuan berbagai kalangan usia.


Di tangan para perempuan Towale, benang-benang dirajut menjadi kain dengan berbagai motif khas yang menyimpan segudang cerita. Motif Sero Bunga Ros, yang dalam bahasa Kaili berarti garis-garis bunga, melambangkan keanggunan dalam kesederhanaan. Ada pula motif Bulava Mpongeo, motif istimewa yang rumit dan hanya ada di Desa Towale. Motif ini terinspirasi dari tradisi lokal Modiu Bulava Mpongeo (memandikan emas mengeong), menjadikannya jejak budaya paling orisinal dari desa ini. Motif Bomba dan Liris SS tampil sederhana tetapi penuh pesona. Tak ketinggalan, ratusan motif tenun lainnya yang menjadi penanda identitas Desa Towale, warisan yang ditenun dengan penuh cinta dan rasa bangga.

Warna-warna yang menghiasi Tenun Donggala dari Desa Towale banyak memanfaatkan pepohonan dan dedaunan alam. Dari kayu jawa tercipta warna cokelat lembut, mangrove menghadirkan cokelat tua yang dalam, dan kulit mangga memunculkan semburat kuning yang hangat. Kulit pohon kapuk memberi nuansa krem yang tenang, sementara campuran daun kelor menghasilkan warna kuning kehijauan. Semua warna ini lahir dari kesabaran dan keharmonisan antara manusia dan alam, menjadikan setiap kain tak hanya indah dipandang, tetapi juga ramah bagi bumi dan lingkungan.

Tenun Donggala khas Desa Towale kini telah melintasi batas desa. Ia dipasarkan ke berbagai penjuru negeri dan dipesan oleh beragam kalangan, termasuk pejabat pemerintahan hingga tokoh publik lainnya. Dari tangan-tangan lokal perempuan Desa Towale, lahirlah karya yang membanggakan Indonesia.

Bagikan:

Wisata Lainnya

Wisata Lainnya

Logo

Desa Towale

Kecamatan Banawa Tengah

Kabupaten Donggala

Provinsi Sulawesi Tengah

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia